Tips menghadapi anak yang over active

overactive atau banyak begerak, misalnya seperti memanjat-manjat, lari, koprol atau yang lainnya, ininya tida bisa diam. Buat anak hal semacam ini sangat menyenangkan. Mereka tidak terpikir pada risiko dan bahaya yang ditimbulkan. Sebenarnya anak banyak bergerak atau aktif adalah hal yang lumrah dan wajar. Faktor-fakor yang melatarbelakanginya adalah 1) Faktor Bawaan, 2) Faktor Fisik dan Motorik Yang Tengah Mengalami Perkembangan, 3) Faktor Kesenangan Bergerak, 4) Faktor Rasa Ingin Tahu, 5) Faktor Keinginan Meniru. Apa yang sebaiknya dilakukan orang tua? Berikut ini Tips mengatasi overactive pada anak usia dini:

1. Jangan Banyak Melarang. Karena berisiko cedera maka wajar kalau orang tua punya rasa kawatir dan banyak melarang, bahka ada juga orang tua yang sudah mulai melarang ketika anak baru ancang-ancang. Melarang sebenarnya bisa berdampak pada 2 hal, yaitu pertama: anak menjadi punya ketakutan berlebihan hingga tidak berani melakukan aktivitas lain yang cukup menantang. Hal ini berakibat lebih jauh kepada dibayangi rasa bersalah dan takut gagal, yang akibatnya si anak menjadi tidak berani mencoba hal-hal baru. Dengan kata lain ia tumbuh menjadi anak yang pasif dan tidakpunya ide atau gagasa yang kreatif. Kedua: melakukan sembunyi-sembunyi atau di saat tidak dilihat orang tuanya, hal ini lebih berbahaya karena tanpa pengawasan.

2. Beri Peringatan. Daripada melarang lebih baik memberikan peringatan. Misalnya, “Kalau Adik manjat pagar, nanti kaki adik bisa terluka oleh besi runcing itu! Sakit kan?” Bila cara ini masih tidak mempan, coba alihkan perhatiannya dengan menawarkan aktivitas yang lain yang sama-sama menantang namun relatif lebih aman.

3. Beri Reward. Beri reward berupa puijan atau pelukan atas keberhasilan atau apa pun yang telah dilakukan si kecil dengan baik. Sebaliknya bila anak menemui kegagalan saat melakukan aktifitas tertentu, besarkan semangatnya agar mau bangkit lagi dan termotivasi untuk mencoba kembali.

4. Beri Kesempatan. Dengan memberi kesempatan pada si kecil untuk memanjat, selama tidak membahayakan dirinya sebenarnya memiliki manfaat besar. Minimal kehidupan emosionalnya jadi lebih baik, rasa percaya diri makin mantab. Karena anak jadi punya kebanggaan tersendiri bahwa dia mampu melakukan aktifitas lain.

5. Jangan Panik. Orang tua sering panik hingga berteriak ketika anak melakukan tindakan berbahaya seperti memanjat, lari atau koprol. Padahal, berteriak panik ketika anak sudah mulai berguling atau manjat justru hanya akan membuat anak panik. Teriakan orang tua bisa saja menyebabkan gerakannya jadi kaku/tidak terkontrol yang berakibat ia justru jatuh atau terkilir. Jadi coba sikapi dengan santai, kemudian sigap di sampingnya menjaga kemungkinan yang terjadi.